Blog yang berisi ulasan dari sebuah nopel
sekarang ada info* lomba menulis juga loh!!

Senin, 09 Agustus 2010

Kado Terindah untuk Orangtuaku

Minggu pagi yang dingin. Langit beratapkan awan hitam dan airpun menetes satu persatu dari langit, mulai membasahi permukaan bumi. Sendu! Seakan langit mengerti dan turut berduka cita atas apa yang terjadi di bumi. Suasana rumah keluarga Pak Hatno yang sedang mendapat musibah diwarnai deru tangis dan air mata. Pesawat yang dinaiki oleh anak semata wayangnya Randy mengalami kecelakaan Sabtu dini hari dan diperkirakan bahwa kemungkinan besar awak pesawat dan para penumpang tidak ada yang selamat. Yang membuat Pak Hatno sekeluarga cemas adalah karena jenazah anaknya sampai saat ini belum diketemukan.
Randy yang baru saja lulus SMK dan karena prestasinya ia mendapat beasiswa untuk meneruskan kuliah di ITB harus mengalami kecelakaan naas itu. Kecelakaan yang harus merenggut nyawanya. “Kita do’akan saja Bu, semoga dia tenang di alam sana! Polisi masih melakukan evakuasi dan kita tunggu kabar selanjutnya.”, kata Pak Hatno menenangkan istrinya.

***

Senin yang cerah di Bandung. Matahari bersinar seakan memancarkan semangat di awal minggu ini. Tampak seorang anak muda berjalan gontai menyusuri trotoar menggendong tas dan dengan peluh mengaliri wajahnya. Kulitnya yang coklat tampak lebih gelap karena terkena debu dan terbakar matahari.
Ia pun terus berjalan tanpa arah dan tujuan sampai malam tiba. Ia merasa perutnya melilit-lilit karna seharian penuh belum makan. Kepalanya terasa pusing dan pandangannya berkunang-kunang hingga akhirnya semua tak terlihat. Gelap sekali.

***

Pagi membawa pemimpi kembali ke dunia nyata. Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 namun matahari masih enggan menampakkan wujudnya.
Bu Darma membuka pintu depan setelah pekerjaannya di dapur selesai. Ia hendak membersihkan halaman rumahnya. Namun ia sangat terkejut melihat sosok anak muda tergeletak lemas di hadapannya. Ia segera memanggil Pak Darma, suaminya “Pak! Pak! Sini Pak!”,panggilnya panik. “Ada apa Bu?”, Pak Darma segera berlari ke pintu mendengar teriakan istrinya. “Astagfirullah! Ayo Bu bantu bapak membawanya masuk!”. Bu Darma menuruti kata suaminya dan membantu menggotong anak muda itu masuk ke dalam rumah.
Setelah itu, Bu Darma mengolesi minyak di tubuh anak muda itu. Setelah siuman Bu Darma memberikan air putih dan mengambilkan makanan. Sambil anak muda itu makan Pak Darma membuka percakapan,”makan yang banyak! Kelihatannya kamu lapar sekali”. Anak muda itu menjawab,”terima kasih atas kebaikan bapak dan ibu, saya tidak tau harus membalasnya dengan apa?”. Pak Darma dan Bu Darma hanya tersenyum dan saling pandang,”kami ikhlas membantu nak, oh ya sepertinya kamu bukan orang sini? Nama kamu siapa?”,tanyanya kemudian. “Nama saya Randy, saya dari Jogja Pak!”,jawabnya. “Dari Jogja? Memangnya ada perlu apa kesini?”,tanya Pak Darma. “Saya mendapat beasiswa kuliah di ITB Pak, tapi baru kemaren saya sampai sini malah kecopetan dan saya bingung mau makan dan tidur dimana. Uang saya sudah habis semua diludes pencopet”, jelasnya panjang lebar. Pak Darma mengangguk tanda mengerti lalu berkata,”Kamu boleh tinggal di sini Nak! Kebetulan Bapak dan Ibu hanya tinggal berdua, untuk sementara kamu bisa membantu kami sambil mencari pekerjaan. Kan dari sini ke kampus tidak jauh-jauh amat!”. “Terimakasih Bu! Tapi apakah saya tidak merepotkan?’,tanyanya. “Kami malah senang Nak, apabila kamu tinggal bersama kami”,jawab Pak Darma. “Terimakasih Pak, Bu!”,ucapnya kemudian.

***

Hari berikutnya Randy mencari informasi tentang pendaftaran mahasiwa baru di ITB karna waktu penerimaan mahasiswa baru sudah akan ditutup esok hari. Dan ia mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa. Ia tidak menyia-nyiakan waktunya sekarang ini. Ia berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa itu karna sekarang ini ia tidak hidup dengan orang tuanya melainkan dengan orang lain. Tidak mungkin ia merepotkan Pak Darma dan Bu Darma. Sudah syukur mereka mau menerimanya untuk tinggal bersama mereka.
Randy mengikuti seleksi dengan lancar. Sambil menunggu pengumuman ia membantu pekerjaan Pak Darma. Tidak hanya itu, ia juga mencari pekerjaan lain untuk menunjang hidupnya. Mulai dari menjadi cleaning service, tukang fotocopy dan penjaga warnet. Dan pekerjaan ini terus berlanjut saat dia sudah diterima kuliah. Tak lelah Randy membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup dan kuliahnya. Ia sangat ingin memberikan kejutan untuk kedua orang tuanya.

***

4 tahun kemudian. . .
Awal minggu yang cerah di Bandung. Suasana itu secerah perasaan Randy. Usaha yang tak sia-sia. Skripsi yang diajukan Randy diterima dan sebentar lagi ia akan di wisuda. Randy harus pulang ke Jogja untuk menemui orantuanya. Ia ingin menghadiahkan kabar gembira ini untuk ke dua orangtuanya.
Sampai di rumah Pak Darma, Randy segera meminta ijin kepada Pak Darma dan Bu Darma untuk menemui orangtuanya. “Hati-hati nak! Bapak dan Ibu hanya bisa mendoakan untuk keselamatanmu, hati-hati di jalan dan jaga dirimu baik-baik”,pesannya saat Randy hendak pergi. Randy segera berlalu dari pandangan Pak Darma dan Bu Darma.
Sesampainya di Jogja Randy segera menuju rumahnya. Rumah yang selama 4 tahun ini tak pernah di lihatnya, rumah dan keluarga yang sangat dirindukannya. Dia mengetuk pintu rumahnya. Ibunya keluar dan raut mukanya berubah saat melihat Randy berdiri dihadapannya. Ia tak percaya bahwa sosok anaknya akan datang kembali dalam keluarganya. Ibu dan anak itu saling berpelukan melepas rindu yang sangat dalam. Sejenak suasana rumah menjadi haru karma bahagia.
Bu Hatno segera mengajak Randy masuk dan segera memanggil suaminya. Dan suasana haru pun kembali muncul. Lalu Randy menceritakan apa yang di alaminya saat kecelakaan maut itu terjadi. Ternyata saat kecelakaan itu terjadi Randy menunda keberangkatannya karna ada barang yang ketinggalan walaupun sesampainya di Bandung Ia kerampokan. Namun ternyata Allah masih memberikan kesempatan kepada Randy untuk meraih cita-citanya dengan mengirimkan keluarga Pak Darma sebagai malaikat penolongnya hingga akhirnya Ia akan di wisuda. Dan Ia akan mengajak kedua orangtuanya ke Bandung untuk menghadiri acara wisudanya. Dan mulai saat itu suasana rumah Pak Hatno kembali hangat seiring kembalinya Randy anak sematawayangnya.

***

Suasana bahagia memancar dari kampus ITB. Wisuda berlangsung meriah. Orangtua Randy sangat bahagia melihat anaknya diwisuda. Begitu pula Pak Darma dan Bu Darma yang hadir dalam acara wisuda itu. Tak lupa keluarga Pak hatno mengucapkan terima kasih kepada keluarga Pak Darma yang telah menolong anaknya. Randy pun terlihat sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih kepada orangtuanya dan keluarga Pak Darma, karena mereka keinginannya memberikan kado special untuk orangtuanya terwujud. Kado kebahagiaan yang tak kan pernah terlupakan.

The end...

hmmmm...
maaf yaA, posting tentang nopel terlambattt... n' nie q ganti postingan sebuah cerpen yang pernah aq buad n' aku ikud tin loba but kgag menang,.hehehehehe
Kasih commment eaa,.!!!,

besok udah puasa, met puasa yaA bagi yang menjalankannya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar